KATA PENGHUBUNG ATAU
KONJUNGSI
Kata penghubung atau konjungsi adalah kata
yang menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat atau kalimat-kalimat dalam
sebuah wacana (Keraf, 1991: 116).
Ciri
: tidak terdapat pada akhir kalimat dan tidak selalu diikuti oleh nomina.
Jenis kata penghubung dan
maknanya
1.
Kata
Penghubung Intrakalimat
Kata penghubung intrakalimat
adalah kata penghubung yang menggabungkan kata dengan kata atau bagian kalimat.
a.
Konjungsi
Koordinatif (setara)
1) Menyatakan
penggabungan
Konjungsi yang menjelaskan
hubungan makna yang bersifat menjumlahkan, menambahkan, atau menggabungkan.
Contoh konjungsi
penggabungan adalah dan, serta.
Dia membuka tali rambutnya dan mulai bersisir.
2) Menyatakan
pertentangan
Konjungsi yang menjelaskan
hubungan pertentangan antara dua hal.
Contoh konjungsi
pertentangan adalah tetapi, namun,
melainkan, dan sedangkan.
Ana sangat rajin sedangkan adiknya pemalas.
3) Menyatakan
pemilihan
Konjungsi yang menyatakan
hubungan pemilihan antara dua hal, hanya salah satu yang merupakan kenyataan.
Contoh konjungsi pemilihan
adalah atau.
Engkau bernyanyi atau bermain piano.
b.
Konjungsi
Subordinatif (tak setara)
1) Menyatakan
sebab
Konjungsi yang menjelaskan
bahwa suatu peristiwa terjadi dikarenakan oleh suatu sebab tertentu. Contoh
konjungsi sebab adalah sebab, karena,
oleh karena, oleh sebab, lantaran, berhubung, dan berkat.
Dia tidak berangkat sekolah karena sedang sakit.
2) Menyatakan
waktu
Konjungsi yang menyatakan
waktu menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa.
· Waktu
permulaan : sejak, semenjak, sedari. dari
· Waktu
bersamaan : ketika, selama, tatkala, selagi, sewaktu
· Waktu
berurutan : sebelum, setelah, sesudah, sehabis, lalu,
kemudian
Dia sudah menunggu di tempat itu sejak pulang sekolah.
3) Menyatakan
penjelas
Konjungsi yang berfungsi
menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh konjungsi
penjelas adalah bahwa.
Umi menjelaskan kepadaku bahwa Yogi telah menyesali perbuatannya.
4) Menyatakan
tujuan (harapan)
Konjungsi yang menjelaskan
tentang sesuatu yang diharapkan agar terlaksana. Contoh konjungsi tujuan adalah
agar, biar, dan supaya.
Ayah pergi ke dokter agar sakitnya cepat sembuh.
5) Menyatakan
syarat
Konjungsi yang menjelaskan
syarat bagi terlaksananya sesuatu. Contoh konjungsi syarat adalah jika, kalau, jikalau, bila, bilamana,
apabila, manakala, dan asal.
Aku akan datang jam 6 jika kamu
menungguku di depan sekolah.
6) Menyatakan
hasil/akibat
Konjungsi yang menjelaskan
klausa bawahan menyatakan akibat pada apa yang dinyatakan pada klausa inti.
Contoh konjungsi hasil/akibat adalah hingga,
sehingga, sampai, dan maka.
Fahri tertawa terbahak-bahak
sampai mukanya merah.
7) Menyatakan
pengandaian
Konjungsi yang menjelaskan
klausa bawahan menyatakan suatu andaian, suatu syarat yang tidak mungkin
terlaksana bagi klausa inti. Contoh konjungsi pengandaian adalah andaikan, andaikata, seandainya, sekiranya,
dan seumpama.
Seandainya
kamu datang malam itu, aku tidak akan menerima lamaran
Adi.
8) Menyatakan
perbandingan
Konjungsi yang menjelaskan
perbandingan antara apa yang dinyatakan pada klausa inti dan bawahan. Contohnya
adalah daripada, seperti, bagai, seolah-olah, dan seakan-akan.
Dia meloncat bagai disengat kalajengking.
c.
Konjungsi
Korelatif (berpasangan)
Contoh :
1) baik
... maupun ...
2) tidak
... tetapi ...
3) bukan
... melainkan ...
4) sedemikian
... sehingga ...
5) jangankan
..., ...pun
Baik
perempuan maupun laki-laki
melaksanakan kerja bakti di balai desa.
2.
Kata
Penghubung Antarkalimat
Kata
penghubung antarkalimat adalah kata atau frase yang berfungsi menggabungkan dua
unsur kalimat sehingga terjadi kepaduan yang baik.
a. Menyatakan
akibat atau hasil, seperti oleh karena
itu, karena itu, sebagai akibatnya, atau
jadi.
Contoh: Betapapun harimau
tetaplah binatang buas. Oleh karena itu,
kita harus tetap waspada jika berhadapan dengannya.
b. Menyatakan
pertentangan dengan hal yang dinyatakan sebelumnya, misalnya walaupun demikian, meskipun demikian, akan
tetapi, sebaliknya, namun, dan
sekalipun begitu.
Contoh:
Harimau itu sudah mengenal
pawangnya selama lima tahun. Meski
demikian, harimau itu tetap saja mencakar pawangnya.
c. Menyatakan
penguatan dari pernyataan sebelumnya dengan cara menambahkan hal lain, yaitu malahan dan bahkan.
Contoh:
Ima tak hanya memukul
pencopet itu dengan sepatunya. Bahkan,
dia menendang kaki pencopet itu hingga jatuh tersungkur.
d. Menyatakan
kelanjutan suatu peristiwa atau keadaan dari kalimat sebelumnya, misalnya selanjutnya, sesudah itu, dan akhirnya.
Contoh:
Mirna memasukkan semua
pakaiannya ke dalam tas. Setelah itu,
dia berpamitan kepada orang tuanya.
e. Menyatakan
penegasan secara ringkas, seperti dengan
kata lain dan secara ringkasnya.
Contoh:
Bukan hanya sekali pawang
itu menjadi sasaran amukan harimau. Dengan
kata lain, sang pawang cukup akrab dengan ketajaman kuku harimau.
f. Menyatakan
suatu hal, peristiwa, atau keadaan lain di samping yang dinyatakan sebelumnya,
misalnya di samping itu, berikutnya,
selain itu, dan demikian pula.
Contoh:
Sejak usia tujuh tahun, Alan
sudah berlatih bulu tangkis. Selain itu,
dia tumbuh dalam keluarga atlet bulu tangkis tersohor di Indonesia.
Sumber :
Ramlan, M. (2001). Ilmu Bahasa Indonesia : Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono.
Ramlan, M. (1985). Tata Bahasa Indonesia : Penggolongan Kata.
Yogyakarta : Andi Offset.
thanks
BalasHapus