Materi
Pembelajaran
1. Ragam (Bentuk) Bahasa
a.
Bahasa lisan meliputi:
-
Ragam
bahasa cakapan
-
Ragam
bahasa pidato
-
Ragam
bahasa kuliah
-
Ragam
bahasa panggung
Ciri-ciri bahasa lisan:
-
langsung;
-
tidak
terikat ejaan tetapi terikat situasi pembicaraan
-
tidak
efektif
-
kalimatnya
pendek-pendek
-
kalimat
sering terputus- tidak lengkap
-
lagu
kalimat situasional
b.
Bahasa tulisan meliputi:
-
ragam
bahasa teknis;
-
ragam
bahasa undang-undang;
-
ragam
bahasa catatan; dan
-
ragam
bahasa surat.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis:
-
santun;
-
efektif;
-
bahasa
disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak;
-
ejaan
digunakan sebagai pedoman; dan
-
penggunaan
kosa-kata pada dasarnya sudah dibakukan.
2.
Kaidah Bahasa Indonesia
a. Ejaan dan pungtuasi
Pungtuasi (tanda baca)
b. Kata baku dan tidak baku
3.
Pengertian dan konsep anekdot
Anekdot : cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai
orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Ada
pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan yang tidak harus
didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang menjadi partisipan
atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting. Selain itu, teks anekdot
juga dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat jengkel atau konyol bagi
partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan konyol seperti itu merupakan
krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari pertentangan antara nyaman dan tidak
nyaman, puas dan frustrasi, serta tercapai dan gagal.
Ciri :
- lucu
- sindiran
- konyol
- konyol
- kritik
- mengenai orang penting
- mempunyai tujuan tertentu
- untuk menghibur
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Contoh Anekdot
- untuk menghibur
STRUKTUR TEKS ANEKDOT
Teks anekdot pada umumnya
terdiri dari 5 bagian, antara lain : abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
- Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
- Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil di bagian ini.
- Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
- Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
- Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Contoh Anekdot
“Rokok”
Dipagi hari,
Andi berjalan menuju halte, dimana orang-orang ingin menunggu bus untuk pergi
ke tempat kerjanya. Setelah sampai di halte, dia bertanya kepada seorang buruh
pabrik yang sedang menunggu bus Kopaja sambil merokok. Lalu Andi memulai
percakapan, “haduh, tebal dan jorok sekali asap bus mayasari bakti.” Lalu buruh
pabrik itu merespon pernyataan Andi, “Iya nih.. Asap kopaja juga tebal.” Lalu
Andi membalas, “Bagaimana tanggapan anda jika melihat orang yang menyebabkan
polusi lebih dari asap bus itu?” Buruh pabrik itu menjawab, “hajar aja tuh
orang.” Lalu Andi menghajar Buruh pabrik itu. Setelah mengahajar orang
tersebut, Andi memberikan brosur kepada
buruh itu.
Lalu Andi
berjalan tidak jauh dari halte itu, dan menemukan seorang karyawan swasta yang
sedang merokok dan sedang menunggu bus juga. Maka Andi memulai percakapan
dengan orang tersebut, “haduh, tebal sekali asap kendaraan di Jakarta
ini, padahal kendaraan di Jakarta
sudah diwajibkan melakukan uji emisi.” Lalu karyawan swasta tersebut merespon,
“Iya nih.. Pantas saja terjadi Global Warming.” Andi pun bertanya kembali pada
orang tersebut, “Bagaimana respon anda terhadap orang yang menyebabkan polusi
lebih dari asap kendaraan?” Sang karyawan swasta pun menjawab, “Kalo penyebabnya
itu pabrik, baker aja. Kalau penyebabnya manusia, tamper aja biar dia sadar.”
Lalu Andi menampari orang tersebut, dan memberi brosur kepada orang tersebut.
Rupanya brosur itu berisi:
“ASAP ROKOK MENGANDUNG POLUTAN 10 KALI DARI MESIN DIESEL”
4.
Penggunaan Bahasa Indonesia sesuai
dengan konteks
Contoh Anekdot layanan publik
Cuma Takut Tiga Roda
Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid
menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan
bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di
Istana Negara.
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah
demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk
memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
“Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?” tanya seorang menterinya.
“Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota
Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda…!”
Becak, Dilarang Masuk
Saat menjadi Presiden, Gus Dur pernah
bercerita kepada Menteri Pertahanan Mahfud MD tentang orang Madura yang
katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal
Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak
dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar
becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu
kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini,” bentak Pak polisi. “Oh saya
melihat pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada
pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti
boleh masuk,” jawab si tukang becak.
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itukan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak Pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau
saya bisa membaca maka saya jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi
tukang becak begini,” jawab si tukang becak sambil cengengesan.
*******************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar