Apa itu teks eksposisi ?
Apakah susah membuat teks eksposisi ?
Bagi peserta didik yang membutuhkan informasi mengenai pengertian, tujuan, ciri, jenis, struktur, contoh, dan analisis struktur teks eksposisi silahkan baca postingan saya berikut :
TEKS EKSPOSISI
A. Pengertian Teks Eksposisi
Teks
eksposisi adalah jenis teks
yang berisi tentang paparan pandangan pribadi terhadap suatu permasalahan.
B.
Tujuan Teks Eksposisi
1. Memberi penjelasan atau
informasi.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
2. Memaparkan pandangan pribadi mengenai suatu hal.
C.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
1.
Berisi
pendapat tentang masalah tertentu, namun tetap objektif.
2.
Diperjelas
dengan fakta dapat berupa angka, statistik, gambar, grafik, tabel, dan peta.
3.
Mempunyai analisis dan bukti
4.
Diakhiri
dengan penegasan pendapat.
5.
Argumentasinya satu sisi, yaitu sisi yang mendukung atau sisi yang menolak.
D.
Jenis Teks Eksposisi
1.
Eksposisi definisi
Memaparkan pengertian sesuatu dengan memfokuskan pada
karakteristiknya
Contoh :
Brokoli
(Brassica oleracea ) adalah tanaman sayuran yang termasuk
dalam suku
kubis-kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah
dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia
belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan. Brokoli mengandung vitamin C
dan serat makanan
dalam jumlah banyak. Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin yang merupakan bentuk alami senyawa
antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu,
brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang ditengarai memiliki aktivitas
antikanker. Namun,
meskipun memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, manfaat
brokoli untuk kecantikan
memang belum begitu dikenal masyarakat luas .
2.
Eksposisi berita
Berisi pemberitaan mengenai suatu kejadian atau peristiwa. Jenis ini banyak ditemukan pada
surat kabar. Ciri khususnya adanya unsur 5W+1H.
Contoh :
Kelangkaan gas
elpiji ukuran 3 kilogram di Sukoharjo sejak beberapa hari terakhir meresahkan masyarakat. Pantauan
di sejumlah pedagang di Sukoharjo
didapati
tumpukan gas elpiji 3 kilogram dalam keadaan kosong. Mereka mengaku belum
mendapatkan kiriman sejak dua hingga tiga hari yang lalu. “Stok kosong, semua
ada 15 tabung belum dapat kiriman dari pangkalan. Akibatnya tidak bisa memenuhi
kebutuhan pelanggan,” ujar Agus Gunawan salah satu pedagang gas elpiji asal
Sukoharjo Kota, Kamis (18/09/2014).
3.
Eksposisi ilustrasi
Pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari
suatu ide.
Contoh :
Saat ini politik di Indonesia sedang mendominasi wacana di media. Layaknya gula yang sedang dikelilingi semut. Media selalu memberitakan kondisi politik di Indonesia dengan gamblang. Media memberitakan kondisi elit politik di Indonesia yang saling memperebutkan kekuasaan.
4.
Eksposisi proses
Sering
ditemukan dalam buku-buku petunjuk pembuatan, penggunaan, atau langkah-langkah tertentu.
Contoh :
Manfaat wortel untuk
wajah di antaranya bisa digunakan
sebagai masker yang berfungsi untuk mencerahkan kulit wajah, tidak banyak yang tahu. Cara membuat masker ini dengan
memblender atau memarut sampai lembut. Tuangkan
parutan wortel dalam cawan dan tambahkan madu 1 sendok makan dan aduk hingga
merata. Sebelum mengoleskan pada wajah, sebaiknya bilas wajah terlebih dahulu
dan oleskan merata ke seluruh permukaan wajah 15 hingga 30 menit. Setelah itu,
bilas wajah dengan air yang hangat, lalu bilas dengan air dingin. Lakukan
perawatan wajah ini rutin agar mendapatkan manfaat wortel secara optimal
yakni mencerahkan wajah sekaligus mengurangi flek dan kerutan.
5.
Eksposisi analisis
Proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi
beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Masangin merupakan permainan yang melegenda di Alun-Alun Selatan, Yogyakarta. Permainan tersebut dilakukan dengan melewati dua buah pohon beringin kembar dengan mata yang ditutup kain hitam. Mitos yang berkembang di masyarakat, jika seseorang mampu melintasi kedua pohon beringin dengan mata
tertutup, maka setiap keinginan yang kita niatkan sebelum permainan akan
dikabulkan. Konon, yang bisa melintas hanyalah orang yang
memiliki kebersihan hati. Jika hati bersih, maka pemain akan mulus
melintasi dua pohon tanpa hambatan. Begitu juga sebaliknya, jika hati
tidak bersih, maka pemain akan berputar-putar atau miring ke kanan dan
ke kiri beringin. Namun di balik mitos itu, masangin dapat dipandang dari segi ilmu pengetahuan dan kesehatan. Dari segi ilmu pengetahuan dapat dikemukakan bahwa peristiwa berbeloknya arah pemain diakibatkan karena kecepatan arah angin, sedangkan dari segi kesehatan karena adanya potensi vertigo pada setiap orang.
...
...
6.
Eksposisi klasifikasi
Membagi sesuatu dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. (Ada verba penggolongan : digolongkan, diklasifikasikan, terdiri dari, meliputi, dibagi )
Contoh :
Yogyakarta memiliki banyak objek dan daya tarik wisata. Bentuk wisata di DIY meliputi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition), wisata budaya, wisata alam, wisata minat khusus, wisata edukasi dengan berbagai fasilitasnya, seperti resort, hotel, dan restoran. Keanekaragaman budaya serta keramahtamahan masyarakat, membuat DIY mampu menciptakan produk-produk budaya dan pariwisata yang menjanjikan.
7.
Eksposisi perbandingan
Menerangkan ide dalam kalimat utama
dengan cara membandingkannya dengan hal lain. (mencari persamaan dan perbedaan)
Contoh :
Olahraga Jogging merupakan salah
satu jenis olahraga murah, aman,
dan bisa dilakukan di mana saja. Jogging dapat dilakukan di lingkungan sekitar rumah,
taman, pantai ataupun pegunungan dan memiliki banyak manfaat. Berbeda dengan
olahraga diving, tak hanya mahal
tetapi olahraga ini hanya dapat dilakukan di laut. Selain membutuhkan peralatan yang
cukup lengkap, diving juga olahraga yang cukup berisiko. Saat ini, keduanya sama-sama digemari oleh remaja.
8.
Eksposisi pertentangan
Berisi pertentangan antara sesuatu
dengan sesuatu yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan
tetapi", "meskipun begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Masyarakat di daerah perkotaan terbiasa dengan kehidupan
yang serba modern. Alat komunikasi,
transportasi, dan teknologi informasi yang canggih menyebabkan mereka cenderung
malas dan kurang bersosialisasi. Sebaliknya, masyarakat pedesaan terpencil
terbiasa dengan kehidupan yang sederhana. Mereka menggunakan peralatan,
transportasi, dan teknologi yang masih tradisional. Namun, keterbatasan
tersebut tidak menghalangi mereka untuk bersosialisasi antarmasyarakat.
E.
Struktur teks eksposisi
1. Pernyataan
pendapat (tesis)
Berisikan gagasan utama atau prediksi penulis tentang sebuah permasalahan yang berdasarkan fakta.
2. Argumentasi
Menjelaskan secara lebih mendalam pernyataan pendapat (tesis) yang diyakini kebenarannya oleh penulis melalui pengungkapan fakta-fakta sebagai penjelasan argumen penulis.
3. Penegasan
Ulang Pendapat
Berupa penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh
fakta-fakta dalam bagian argumentasi.
Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi sang penulis
dapat terbukti.
F. Ciri Kebahasaan
1.
Penggunaan Pronomina Persona
Pronomina persona adalah kata yang mengacu kepada orang, baik orang pertama, kedua, atau ketiga. Pronomina persona
ini biasanya digunakan dalam menyatakan pendapat. Pronomina
yang sering digunakan seperti kita, kami, dan saya. Terlebih kata pronomina saya banyak digunakan ketika menyatakan
pendapat pribadi.
2.
Menggunakan konjungsi (kata penghubung)
Konjungsi
yang banyak digunakan adalah “pada kenyataannya”, “kemudian”, dan “lebih lanjut”. Konjungsi tersebut digunakan untuk
menghubungkan fakta-fakta supaya
fakta-fakta yang disajikan runtut. Selain itu juga konjungsi lain, seperti "atau" untuk menyatakan dualisme pendapat, konjungsi "dengan demikian" untuk menyatakan penegasan ulang pendapat.
G. Analisis Struktur Teks Eksposisi
Kemacetan dan Masa Depan Kota
Transportasi
didefinisikan oleh para ahli sebagai kebutuhan
turunan dari berbagai kegiatan ekonomi maupun sosial (lihat misalnya Morlock,
1985). Tipe kegiatan sosial ekonomi yang
berbeda akan memiliki dampak kegiatan transportasi yang berbeda pula.
Kegiatan transportasi harian
relatif
menimbulkan pergerakan yang bersifat berulang, misalnya yang terjadi pada para
pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah. Di Yogyakarta, kota kita tercinta ini, kemacetan
terjadi setiap hari pada titik-titik yang menjadi jalur pergerakan para pekerja
dan siswa dari tempat tinggal menuju lokasi kerja dan sekolah. Di bagian utara,
termasuk Sleman misalnya, kemacetan setiap pagi dan sore dapat dirasakan
misalnya pada ruas Jalan Nyi Condrolukito (AM Sangaji), Jalan Affandi
(Gejayan), serta Jalan Kaliurang terutama pada persimpangan dengan Jalan
Lingkar Utara. Hal yang sama terjadi pada wilayah lain yang memiliki para
pekerja dan anak sekolah relatif besar di Kota Yogyakarta, misalnya Bantul.
Seperti diketahui, ketiga wilayah ini memiliki
keterkaitan kegiatan sosial ekonomi yang erat, yang membentuk aglomerasi
wilayah Yogyakarta-Sleman-Bantul (Kartamantul).
Kemacetan yang berulang pada
jangka lebih panjang cenderung
terjadi pada musim
liburan maupun lebaran. Pada tahap kedatangan dan
kepulangan, kemacetan parah akan terjadi pada jalan-jalan arah luar kota
(misalnya Jalan Magelang, Jalan Solo, Jalan Palagan dan Jalan Wates). Pada
rentang di antara masa tersebut, kemacetan dapat dirasakan di pusat kota sebagai
lokasi menginap dan tujuan wisata (seperti Malioboro, Prawirotaman), serta
jalan-jalan menuju objek wisata, seperti Jalan Parangtritis.
Kemacetan harian yang
dominan ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dalam lingkup internal. Kemacetan yang berulang setiap hari
merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya
mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu
solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat
tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas.
Selama ini sepertinya belum ada upaya pengaturan pola berkegiatan yang
sistematis.
Analisis struktur
teks “Kemacetan dan Masa Depan Kota”
Tesis
|
Tipe
kegiatan sosial ekonomi yang berbeda akan memiliki dampak kegiatan
transportasi yang berbeda pula.
|
Argumentasi
|
Kegiatan transportasi harian relatif menimbulkan pergerakan yang
bersifat berulang, misalnya
yang terjadi pada para pekerja dan mereka yang menempuh pendidikan di sekolah.
|
Kemacetan yang
berulang pada jangka lebih panjang cenderung terjadi pada musim
liburan maupun lebaran.
|
|
Penegasan Ulang Pendapat
|
Kemacetan yang berulang setiap hari
merupakan ekses dari pola tempat tinggal, bekerja dan bersekolah. Upaya
mendekatkan lokasi tempat tinggal dengan lokasi kegiatan merupakan salah satu
solusi yang dapat dilakukan. Bentuknya dapat berupa pemberian insentif tempat
tinggal berupa rumah susun sewa maupun milik yang cukup nyaman untuk beraktivitas.
|
Terima kasih sudah mengunjungi blog saya.. :)